BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini Industri Pariwisata menjadi salah satu
tumpuan dalam membangun perkenomian bangsa Indonesia. Pengembangan pariwisata
dilakukan secara berkala dengan cara mengoptimalkan potensi wisata yang ada
baik itu daya tarik wisata alam, budaya, maupun buatan, dengan harapan sektor
pariwisata dapat meningkatkan perekonomian bangsa Indonesia baik secara makro
maupun mikro. Pariwisata di Indonesia beberapa tahun terakhir sudah menunjukan
tren yang positif dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan. Pada
tahun 2016 pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pariwisata
menetapkan sepuluh destinasi pariwisata yang menjadi prioritas kunjungan
wisatawan. Terbagi menjadi dua jenis,
yaitu Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata. Sepuluh
destinasi pariwisata yang menjadi prioritas tersebut yaitu; Danau Toba di
Sumatra utara, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu di DKI Jakarta, Tanjung Lesung, Candi Borobudur di Jawa
Tengah, Bromo Tengger Semeru, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Wakatobi di
Sulawesi Tenggara, Pulau Morotai di Malukun Utara, Labuan Bajo di Nusa Tenggara
Timur.
Provinsi Sulawesi Selatan juga memiliki
dan menyimpan potensi pariwisata melimpah yang tersebar dibeberapa daerah di Provinsi
Sulawesi Selatan. Dimana pariwisata
merupakan salah satu sektor potensial bagi penerimaan Pendapatan Asli Daerah
dan mampu memberikan Multifliereffect
bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Dan dengan keberdaan kekayaan potensi
pariwisata ini ternyata sangat mungkin untuk dikembangkan lebih optimal lagi. Karena
daerah Sulawesi Selatan
mempunyai daya tarik wisata yang
beragam, baik wisata alam dengan
kondisi alamnya yang bergunung-gunung berikut bentuk pantainya yang memanjang, wisata bahari, agrowisata, maupun wisata budaya, termasuk wisata sejarah yang banyak dimiliki
oleh daerah ini. Semuanya itu menambah keanekaragaman kekayaan obyek wisata di daerah Sulawesi Selatan.
Takalar
merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan. Ibukotanya terletak di Pattallassang,
Kabupaten Takalar terdiri dari delapan kecamatan, yaitu Pattallassang, Polombangkeng Selatan,
Polombangkeng Utara, Galesong, Galesong Selatan, Galesong Utara, Mappakasunggu
dan Manggarabombang, dengan luas wilayah
566,51 km².
Kabupaten Takalar merupakan salah satu
daerah tujuan wisata di Sulawesi Selatan, memiliki potensi wisata alam yang
sangat melimpah yang didominasi wisata pantai. Beberapa daya tarik wisata yang
dimiliki adalah Objek Wisata Topejawa, Objek
Wisata Pulau Sanrobengi, Objek Wisata Terumbu Karang Pulau Tanakeke, Objek
Wisata Pantai Punaga, Objek Wisata Puntondo,dll
Salah Satu Daya Tarik Wisata pantai yang
Indah yang dimiliki adalah Kawasan Pantai Punaga terletak di Kabupaten Takalar,
desa Punaga, Kecamatan Mangarabombang. Dari kota Makassar membutuhkan jarak tempuh ± 1 jam
untuk sampai ke tempat tujuan. Dari jalan poros takalar pengunjung dapat masuk ke kawasan puntondo karena pantai ini
dekat dari puntondo.
Pantai Punaga sendiri merupakan pantai yang
masih alami dengan keunikannya yang mampu menarik minat wisatawan, dan cukup
berbeda dengan daya tarik wisata lainnya di Kabupaten takalar. Dengan kondisi
alam yang masih alami maka kelompok kami tertarik untuk melakukan penelitian
tentang potensi Daya Tarik Wisata tersebut melalui pendekatan Analisis SWOT dan Pengembangan Kawasan Pantai
Punaga. Agar kedepannya akan lebih meningkatkan kunjungan wisatawan, karena
saat ini keberadaan pantai Punaga belum begitu dikenal oleh masyarakat luar
Kabupaten Takalar dan juga pengelolaan yang belum begitu maksimal.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Analisis SWOT
SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats)
dari lingkungan eksternal perusahaan. Menurut
Jogiyanto (2005) Dalam Riadi. 2013 berpendapat bahwa SWOT digunakan untuk
menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang
dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan
yang dihadapi.
Menurut
David (2006) dalam Riadi (2013) berpendapat bahwa Semua
organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak
ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis. Kekuatan/kelemahan
internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi
yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan
strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi
kelemahan.
Berikut ini merupakan penjelasan dari
SWOT Menurut David (2005) dalam Riadi
(2013) berpendapat bahwa:
1.
Kekuatan (Strenghts)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain
yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat
dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah
kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar
2. Kelemahan
(Weakness)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja
perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat berupa fasilitas, sumber daya
keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat meruoakan sumber
dari kelemahan perusahaan.
3. Peluang
(Opportunities)
Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan
perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan penting merupakan salah satu sumber
peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara
perusahaan dengan pembeli atau pemasokk merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.
4. Ancaman (Threats)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan
perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang
diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau
yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.
Ø Fungsi
SWOT
Menurut Ferrel dan Harline (2005)
dalam Freddy (2006) berpendapat bahwa fungsi dari Analisis SWOT adalah
untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok
persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal
(peluang dan ancaman).
Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan
apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan
mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus
dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan.
Analisis SWOT dapat digunakan dengan
berbagai cara untuk meningkatkan analisis dalam usaha penetapan strategi.
Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka / panduan sistematis
dalam diskusi untuk membahas kondisi altenatif dasar yang mungkin menjadi
pertimbangan perusahaan.
Ø Matriks
SWOT
Menurut
Rangkuti (2006) berpendapat bahwa Matriks SWOT dapat menggambarkan secara
jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternalyang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dankelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan altenatif strategis.
Berikut ini adalah keterangan dari
matriks SWOT diatas :
·
Strategi SO (Strength
and Oppurtunity). Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan,
yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar – besarnya.
·
Strategi ST (Strength and Threats). Strategi dalam menggunakan
kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
·
Strategi WO (Weakness and Oppurtunity). Strategi ini
diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan
kelemahan yang ada.
·
Strategi WT (Weakness and Threats). Strategi ini
berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan
yang ada serta menghindari ancaman.
2.2 Konsep
Pengembangan Pariwisata
Ada
beberapa pendapat para ahli tentang arti dari pengembangan itu sendiri. Menurut Paturusi (2001) mengungkapkan
bahwa pengembangan adalah suatu strategi yang dipergunakan untuk memajukan,
memperbaiki dan meningkatkan kondisi kepariwisataan suatu objek dan daya tarik
wisata sehingga dapat dikunjungi wisatawan serta mampu memberikan manfaat bagi
masyarakat disekitar objek dan daya tarik wisata maupun bagi pemerintah.
Selanjutnya Suwantoro (1997) berpendapat
bahwa pengembangan bertujuan untuk mengembangkan produk dan pelayanan yang berkualitas,
seimbang dan bertahap.
Disamping
itu pengembangan pariwisata bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi
wisatawan maupun komunitas tuan rumah. Dengan adanya pembangunan pariwisata
diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui keuntungan secara
ekonomi yang dibawa ke kawasan tersebut. Dengan kata lain pengembangan
pariwisata melalui penyediaan fasilitas infrastruktur, wisatawan dan penduduk
setempat akan saling diuntungkan. Pengembangan tersebut hendaknya sangat memperhatikan
berbagai aspek, seperti ; aspek budaya, sejarah dan ekonomi daerah tujuan
wisata. Pada dasarnya pengembangan pariwisata dilakukan untuk memaksimalkan
keuntungan dan meminimalkan permasalahan pendapat dari Mill, (2000)
Pengembangan
pariwisata secara mendasar memperhatikan beberapa konsep seperti : (1) Pengembangan
Pariwisata Berkelanjutan; (2) Pembangunan Wilayah Terpadu dan Pengembangan
Produk Wisata; (3) Pembangunan Ekonomi Pariwisata; serta (4) Pengembangan
Lingkungan.
BAB III
PEMBAHASAN
Pesona
eksotik Pantai di Kabupaten Takalar
tidak hanya terletak dipesisir pantai Galesong. Sejumlah pantai lainnya
dapat dikunjungi jika berkunjung ke tetangga kota Makassar ini. Salah satunya
adalah Pantai Punaga yang terletak di Desa Punaga, Kecamatan Mangarabombang
yang memiliki keindahan alam yang masih alami, kontur pantai yang bervariasi,
keadaan pantai yang bersih dan didukung dengan beberapa fasilitas umum yang
disediakan oleh masyarakat setempat, namun beberapa fasilitas itu masih sangat
kurang untuk menunjang segala fasillitas yang akan dilakukan oleh wisatawan.
Melihat potensi yang dimiliki oleh pantai punaga sebagai salah satu daya tarik
wisata yang terbilang unik dan memiliki pesona tersendiri maka membangkitkan
perhatian para insan pariwisata untuk mengembangkan daya tarik wisata tersebut.
Pengembangan sebuah daya tarik wisata dapat dilakukan setelah menganalisis daya
tarik wisata tersebut. Sesuai dengan analisis yang digunakan saat melakukan
observasi ke Pantai Punaga dengan menggunakan analisis SWOT. Maka akan
diketahui apa saja yang perlu di kembangkan di pantai punaga, baik faktor dari
luar pantai punaga seperti peluang yang dimiliki pantai punaga yakni sebagai
daya tarik wisata yang menarik dikunjungi bagi wisatawan dari Kabupaten
Takalar, Kabupaten Jene’ponto maupun dari Kota Makassar. Faktor luar lainnya
ialah ancaman yang ada di pantai punaga seperti Pihak swasta yang mulai
membangun resort di tepi pantai punaga dan proses pembangunan resort tersebut
tidak memperhatikan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah
dalam melakukan pembangunan di tepi pantai, hal ini dapat menyebabkan
kerusakan-kerusakan pada biota laut yang ada di pantai punaga. Untuk faktor
dari dalam pantai punaga yang didapatkan dari hasil analisa menggunakan
analisis SWOT yakni kekuatan yang dimiliki pantai punaga, pantai ini sekilas
mirip dengan daya tarik wisata Tanah lot Bali yang memiliki sisi tebing di
pinggir pantai yang menjualang kearah pantai. Serta didukung oleh kealamian
lingkungan pantai punaga yang menjadi nilai tersendiri bagi pantai ini.
Sedangkan kelemahan pantai punaga terletak pada aksesibilitas yang cukup sulit
di jangkau oleh para wisatawan karena berada di pelosok desa yang belum di
dukung oleh kendaraan umum dan sebagian infrastruktur jalan yang masih rusak.
Serta sarana pendukung yang belum tersedia seperti papan petunjuk jalan untuk
menuju pantai punaga yang belum disediakan oleh pengelola. Kelemahan lainnya
juga terletak pada pengelolaan pantai punaga, pantai ini dikelola oleh beberapa
kelompok masyarakat dan memabagi wilayah pantai untuk beberapa bagian sehingga
menyebabkan biaya masuk yang terhitung tinggi karena wisatawan harus
mengeluarkan biaya masuk di setiap pembagian pantai jika ingin masuk kesisi
lain pantai punaga.
Setelah
melakukan observasi dengan menggunakan analisis SWOT maka dapat di simpulkan bahwa
Pantai Punaga yang terletak di Desa Punaga, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten
Takalar ini sangat membutuhkan sentuhan tangan dari para pemangku kebijakan
pariwisata untuk mengupas segala potensi yang dimiliki pantai punaga dan
memfasilitasi pantai punaga untuk menunjang segala aktifitas yang akan
dilakukan oleh wisatawan dengan tujuan menjadikan pantai ini sebagai salah satu
daya tarik wisata unggulan di sulawesi selatan khususnya di Kabupaten Takalar.
DAFTAR PUSTAKA
Anshori,
Fitrah Al. 2005. Pantai punaga tempat wisata baru yang keren di ujung takalar.
Diakses pada tanggal 16 Mei 2016. Melalui http://hellomakassar.com/pantai-punaga-tempat-wisata-baru-yang-keren-di-ujung-takalar/
David, Fred R. 2006. Manajemen strategis.
Edisi Sepuluh. Jakarta. Penerbit Salemba Empat
Jogiyanto, 2005. Sistem informasi strategik
untuk keunggulan kompetitif. Yogyakarta. Penerbit Andi Offset
Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT teknik
membedah kasus bisnis. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama
Ferrel
dan Harline. 2005. Analisis
SWOT teknik membedah kasus bisnis. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama
Paturusi,
Samsul A, 2001, Perencanaan tata ruang kawasan pariwisata, Materi kuliah
perencanaan kawasan pariwisata, Program pasca sarjana, Universitas Udayana
Denpasar, Bali
Suwantoro,
G. 1997. Dasar-dasar pariwisata. Yogyakarta. Penerbit Andi
Mill,
Robert Christine. 2000. Tourism the international bussines. Jakarta. PT.
Grafindo Persada