Cakupan
Lingkungan Alam di Kabupaten Majene
Lingkungan menjadi salah satu faktor utama dalam
pariwisata. Pariwisata dan lingkungan saling bergantung satu sama lain karena
keduanya saling mendukung. Lingkungan yang baik akan menunjang pengembangan
pariwiasata, sebaliknya pariwisata sangat tergantung oleh lingkungan suatu
destinasi. Swarbrookes,(1999) dalam mason (2005) mengemukakan lima aspek lingkungan suatu
destinasi wisata yakni : lingkungan alam (the
natural environment), pertanian (wildlife),
margasatwa (the farmed environment),
gedung (the built environment), dan
sumber alam (natural resource). Lingkungan alam dapat mencakup area
pegunungan, lautan, sungai dan danau, gua-gua, pantai dll. Lingkungan pertanian
terdiri dari lansekap pertanian, hutan
buatan, tambak ikan. Lingkungan buatan dapat mencakup bangunan-bangunan, perkampungan
dan perkotaan, infrastruktur transportasi, bendungan dll. Lingkungan margasatwa
terdiri dari binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, serangga, ikan dan hewan laut,
sedangkan sumber-sumber alam dapat mencakup air, iklim, udara. Tulisan ini
merupakan identifikasi kelima aspek lingkungan tersebut di Kabupaten Majene,destinasi
wisata yang telah dipromosikan di Provinsi Sulawesi Barat.
Majene adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Barat yang
memanfaatkan kekayaan lingkungan sebagai potensi pariwisata. Dari segi
lingkungan alam, potensi pantai nampaknya menjadi aset utama daerah tersebut, misalnya Pantai Barane. Selain itu, sungai
menjadi potensi utama dalam mengembangkan pariswita di kabupaten tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan diadakannya
festival Sungai Mandar setiap tahunnya yang memanfaatkan sungai sebagai aspek
utama penarik wisatawan untuk berkunjung. Potensi kelautan juga menjadi aset
wilayah tersebut karena pelaksaanaan event sandeq race di bulan maret 2016 menunjukkan bahwa laut mampu mengembangkan pariwisata daerah tersebut.
Sesungguhnya area lingkungan Kabupaten Majene merupakan wilayah pegunungan yang
merupakan pemandangan indah yang dapat memberikan kesan positif kepada
wisatawan yang berkunjung maupun wisatawan yang melewati kabupaten ini.
Lingkungan pertanian di wilayah ini sangat mendukung
untuk memanjakan mata para pengunjung khususnya mereka yang terbiasa dengan
aktifitas perklotaan. Lingkungan persawahan yang menawarkan pemandangan hijau
juga menambah nilai keindahan disepanjang jalan di Kabupaten Majene. Serta aktivitas
tambak ikan juga menjadi hal yang menarik bagi pengunjung karena tidak semua
daerah memiliki aktivitas seperti ini. Di samping itu Kabupaten ini juga
memiliki potensi tumbuhan, misalnya bunga anggrek. Di daerah ini bungan anggrek
menjadi kekuatan karena keadaan tanah yang subur, sehingga masyarakat memanfaatkan
kekayaan flora sebagai penghias lingkungan sekitar yang secara tidak langsung
memberi dampak positif bagi pariwisata Kabupaten Majene.
Dari segi struktur bangunan rumah masyarakat Kabupaten
Majene dominan menggunakan struktur tradisional namun di daerah perkotaan
masyarakat cenderung memilih rumah yang berstruktur modern. Hal ini disebabkan karena
rumah berstruktur modern menjamin keberlangsungan umur pakai yang lebih lama
dan pengaruh modernisasi dari kehidupan sosial masyarakat. Sebagai sebuah kabupaten
yang unsur pedesaannya masih melekat, dan termasuk daerah yang menjaga
kealamian alamnya, tentu saja daerah ini memiliki sumber air yang masih terjaga
alami. Air sebagai salah satu bahan kebutuhan utama kehidupan masyarakat banyak
di manfaatkan oleh masyarakat untuk aktivitas sehari-hari maupun aktivitas
dalam bekerja dan air tersebut bersumber dari pegunungan yang ada di sekitar
daerah ini, beberapa aktivitas yang memanfaatkan kekayaan air di daerah ini
seperti mengairi sawah,penambakan ikan,dan aktifitas lainnya. Seperti daerah lainnya
di Indonesia, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat merupakan daerah yang beriklim
tropis, yang tentu saja juga berkaitan dengan dunia pariwisata. Bagi wisatawan yang senang dengan iklim tropis, maka wilayah
ini cocok sebagai destinasi wisata kunjungan mereka. Hal ini juga didukung oleh
kondisi alam sekitar yang masih asri dan ditumbuhi berbagai jenis pepohonan rindang
serta area perkebunan masyarakat yang membentang luas disepanjang jalan
sehingga menciptakan udara sejuk yang dapat dinikmati oleh masyarakat daerah
ini serta para pengunjung Kabupaten Majene.
Pada saat ini, alasan orang-orang melakukan perjalanan ke
suatu destinasi karena ingin menikmati beraneka ragam atraksi wisata yang ada
dalam satu destinasi wisata, dan dari segi pariwisata sesungguhnya Kabupaten
Majene memiliki begitu banyak aset pariwisata yang mampu mengangkat citra
pariwisata kabupaten tersebut. Ada banyak potensi pariwisata yang bisa
dikembangkan menjadi daya tarik wisata, mulai dari daya tarik wisata alam, daya
tarik wisata budaya, maupun daya tarik wisata buatan. Akan tetapi salah satu
masalah besar yang tampak terjadi di Kabupaten Majene adalah kurangnya
kesadaran stakeholder pariwisata seperti
pihak pemerintah daerah, pengusaha,
masyarakat dan tentunya yang terpenting juga peran dari Dinas Pariwisata Kabupaten
Majene dalam mengembangkan potensi wisata, terlihat dari kondisi beberapa daya
tarik wisata yang belum optimal dalam sisi pengembangannya. Sedangkan sebuah
daya tarik wisata yang layak dijual kepada para wisatawan adalah daya tarik
wisata yang sudah tersentuh tangan baik itu dari pemerintah, para pengusaha
pariwisata,maupun dari kelompok masyarakat itu sendiri. Artinya terciptanya pengembangan
di dalam daya tarik wisata tersebut dengan memperhatikan dan melengkapi kondisi
eksisting seperti melakukan pengelolaan daya tarik wisata dengan menampakkan
atraksi wisata, dan melengkapi fasilitas-fasilitas sebagai pemuas kebutuhan
para pengunjung. Dan yang terpenting juga dalam pengelolaan dan pengembangan
sebuah daya tarik wisata adalah pengimplementasian sapta pesona agar memberikan
kenyamanan dan kesan kepada para pengunjung.
Kondisi nyata yang terlihat dari sebagian daya tarik
wisata di Kabupaten Majene adalah daya tarik wisata yang sudah dikelola oleh
salah satu pihak namun pengelola hanya melakukan pembangunan dan tidak
melakukann pengembangan yang bersifat berkelanjutan, seperti salah satunya Pantai
Barane sebuah daya tarik wisata bahari
yang sudah cukup memiliki fasilitas seperti pengadaan gazebo, toilet,
tempat pertunjukan dll. Tetapi pihak pengelola belum begitu mengoptimalkan
pengembangan yang berkelanjutan di Pantai Barane, ini
dibuktikan dengan masih sangat minimnya fasilitas yang dimiliki dan mengakibatkan
sangat kurangnya aktifitas yang dapat
dilakukan oleh para pengunjung sehingga Pantai ini tidak begitu ramai dikunjungi
oleh para wisatawan. Serta pengimplementasian sapta pesona yang belum
terealisasi, seperti kebersihan, ini nampak dari masih banyaknya sampah yang
berhamburan di sekitar Pantai Barane, kemudian kesejukan yang belum bisa begitu
dinikmati para pengunjung, sebab di sepanjang Pantai Barane masih sangat kurang
pepohonan sehingga udara belum begitu sejuk dan hawa panas yang begitu
menyengat. Apabila di Pantai Barane
tidak dilakukan pengembangan yang berkelanjutan, maka lain halnya dengan daya
tarik wisata Dapur Mandar. Dapur mandar merupakan sebuah tempat yang dimana
wisatawan bisa melakukan aktivitas “something to do” yaitu, berenang di pantai dan fotografi, bersantai, “something to see” yaitu melihat sunset dan
landsekap, “something to buy” yaitu membeli makanan dan minuman. Pengembangan Dapur manadar
sudah dilakukan dengan maksimal. Hal ini
dapat dilihat dari lengkapnya fasilitas seperti, gazebo, toilet, loket karcis,
tempat sampah, penginapan dan restoran. Akan tetapi, yang menjadi permasalahan
di Dapur mandar yaitu kurangnya promosi dari pihak pengelola, yang menyebabkan kurangnya pengunjung yang
datang.
Dari beberapa permasalahan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa harus ada tindak lanjut,
untuk menyelesaikan permasalahan di Pantai Barane dan Dapur Mandar tersebut.
Dalam hal ini, pengembangan Pantai Barane dapat dilakukan dengan menambah
fasilitas sesuai dengan kebutuhan pengunjung dan juga memperbaiki fasilitas
yang rusak. Menambah aktivitas pengunjung juga merupakan salah satu hal yang
bisa dilakukan oleh pengelola daya tarik wisata. Sedangkan untuk meningkatakan kunjungan di Dapur Mandar,
pengelola bisa melakukan kegiatan
promosi secara terus-menerus, hal ini bisa dilakukan dengan membuat brosur,
pamflet, dan juga melalui sosoal media. Menurut penulis, promosi melalui sosial
media merupakan metode yang sangat praktis dan menguntungkan, karena metode ini
sangat efisien, tidak membutuhkan banyak dana dan juga tenaga. Yang dibutuhkan
hanyalah keterampilan teknologi.
Sekian sebagian
kecil informasi dari kami mengenai keadaan Cakupan Lingkungan Alam yang yang
saat ini dimiliki oleh Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat dan juga
sebagian cakupan lingkungan alam tersebut dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata.
Semoga dapat memberikan manfaat kepada setiap pembaca dan tulisan ini mampu menjadi
referensi dalam merencanakan ataupun melakukan perjalanan wisata ke Provinsi
Sulawesi barat khususnya di Kabupaten Majene.
Salam Traveller .
Written by : Arinil Hidayat, Hastuti, Novi Purnama sari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar